Aku terbangun
dipagi hari, merasakan angin yang masuk dari jendelaku dan sengaja tak ditutup
dari malam hingga pagi hari, terbangun dengan harapan baru dan berharap bahwa
hari ini kan jauh lebih baik dari kemarin. Setiap kuterbangun kuselalu
membayangkan betapa besarnya dan masih banyak hal yang harus kukerjakan sampai
dimana aku bisa mewujudkan itu semua, termasuk impianku. Setiap hari kuselalu
melakukan yang terbaik untuk mewujudkan itu semua, dan terkadang tak jarang
juga halnya dikala semua perencanaan tak sejalan sesuai kenyataan. Tetapi hal
itu tak pernah mengurungkan niat dan semangatku tuk mewujudkan apa yang
kuyakini itu benar dan bakalan menghasilkan banyak keuntungan bagiku dan masa
depanku tentunya, selalu berpikir dan berimajinasi layaknya seorang pemimpi,
tetapi aku bukan pecundang, yang selalu bermimpi setinggi langit ketujuh dan
tak pernah ada suatu kemauan untuk merealisasikan itu semua menjadi kenyataan.
Jangan pernah menjadi seorang seperti itu, sangat menyiksa dirinya sendiri,
dikalahkan oleh suatu imajinasi yang takkan pernah tau kan membawa dia kemana
melangkah nantinya.
Rasanya
dari kulahir hingga saat aku menuliskan ini, aku sangat sering berimajinasi,
imajinasiku sampai sekarang yang masih melekat ialah menjadi seorang tentara, snipe,
assault rifle, atau apapunlah dibagian militer. Kuselalu memimpikan bahwa kan
menjadi suatu kebanggan tersendiri apabila kubisa mati demi membela tanah air
tercinta ini, walau pada akhirnya semua impian itu telah sirna, dikarenakan
realita dan pesan dari almarhum kakekku yang tak memperbolehkan seorang pun
cucunya tanpa terkecuali menjadi seorang tentara, ia mengatakan bahwa itu
adalah tanggung jawab besar yang harus dipikul dipundak dan dilaksanakan dengan
mempertaruhkan nyawa. Beliau semasa hidup ialah seorang tentara, menjabat
dibagian tertinggi sesudah ia menjalankan tugasnya dengan baik dan mendapatkan
beberapa medali penghargaan, dikarenakan ia adalah seorang intel. Yaa saya tahu
apa resiko yang menimpa kita disaat kita menjalani kehidupan menjadi seseorang
yang mengabdikan nyawa kita dengan melayani bangsa dan menjaga kestabilan
negara kita. Aku pernah berpikir, apabila kubertugas disaat kumenjadi tentara,
aku kan meninggalkan anak istriku dirumah, dan mereka selalu berdoa tuk aku
kembali dalam keadaan sehat wal’afiat, dan tak pernah mengharapkan kejadian
buruk menimpaku dan hanya namaku dan medali penghargaan yang akan pulang
kepangkuan istriku tercinta.
Ku pernah
berkata kepada saudaraku, aku sangat menyukai hidup dalam peperangan ketimbang
pada jaman sekarang. Dan dia menyangka aku sudah gila…hahahahaha, Mungkin
pendapat kalian juga sama, tapi aku punya alasan yang kuat! Aku menceritakan
semua alasanku, aku berkata bahwa dalam peperangan kita hanya memikirkan
strategi tuk bertahan dan merebut markas musuh, serta tentunya mempersiapkan
berbagai cara tuk bertahan hidup. Sedangkan kehidupan yang kita rasakan
sekarang sangat membosankan. Kita harus kuliah sampai strata tertinggi, lalu
memikirkan berbagai cara tuk mendapatkan kebahagiaan, yaitu pastinya dengan
harta berlimpah, serta cinta kasih yang kita dapat dari seseorang yang menjadi
bagian hidup kita. Kita selalu jatuh bangun mikirin bagaimana cara mendapatkan
uang tuk bertahan hidup, memikirkan dan selalu mencari gadis yang tepat tuk
menjadi pacar atau pendamping hidup kita. Serta kuliah dengan selalu diberikan
materi yang tak habis-habisnya sampai lulus nanti. Serta setelah itu mencari
pekerjaan yang layak tuk modal menghidupi anak orang, lalu membeli rumah tuk
modal perkawinan, bayangkan…betapa RIBETNYA!!!!.
Yaa
walaupun semua keinginanku tuk berkecimpung dibidang itu tak pernah terwujud,
tetapi aku selalu melakukan yang terbaik untuk hidupku dan tentunya
membanggakan dengan orang tuaku dengan semua kerja keras dan prestasi yang
kudapat. Tak pernah sekalipun kuberpikir tuk menyerah dikarenakan semua
impianku tak pernah ada titik terang tuk terwujud, karena aku bukan seorang
pecundang yang selalu menyerah dan pasrah serta menginginkan pekerjaan ringan
dengan hasil yang memuaskan! Do more get more!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar