Terbangun,
setelah berhasil melalui badai besar dilaut serta amukan alam yang tak kunjung
henti tadi malam, kapalku karam, dan kududuk terdiam terpaku disuatu tempat
dimana aku tak tahu sama sekali pastinya dimana aku berada sekarang. Sambil
penahan perihnya rasa sakit akibat terkena patahan kayu mengakibatkan darah
bercucuran dari lengan kananku. Tanpa kusadari aku sekarang menghadapi ini
semua sendiri, temanku tidak seberuntung diriku sekarang. Jasad mereka terapung
diatas permukaan laut serta terbawa ombak dan entah akan berlabuh kemana. Susah
rasanya tuk menyadari bahwa perjalanan liburan kami berakhir tragis seperti
ini. Tetapi ku tak menemui sama sekali pertanda sebagai isyarat bahwa rencana
menyenangkan kami kan berubah menjadi bencana serta menelan korban jiwa. Aku
berjalan menyusuri pesisir pantai pada pulau kecil tak berpenghuni ini dengan
berharap kan menemukan sesuatu tuk dimakan, aku berlari dan berusaha tuk
mengejar bayangan putih dimana kumerasa
bayangan tersebut selalu memperhatikan dan mengikuti kemanapun aku
melangkah. Kuberlari dengan menahan rasa sakit, hanya bermodalkan semangat
serta rasa ingin tahu yang besar apakah sesosok mahluk itu sebenarnya. Sama
seperti halnya kesunyian serta kesendirian yang menjadi hidupku pada hari itu.
Disaat
kuberhasil menghampirinya, bayangan tersebut langsung merubah wujudnya menjadi
seseorang yang kukenal sebelumnya. Ini mungkin hanya imajinasiku saja atau
memang benar nyata terjadi, aku tak ambil pusing memikirkan hal itu. Sudah
tidak asing kumelihat raut wajahnya, senyumannya, serta cara berbicaranya. Dia
adalah seorang wanita dimana selalu kupikrikan sejak aku bangun tidur dan
sampai aku menutup mata dimalam hari, dia sungguh spesial bagiku, dan mungkin
imajinasiku tentang dirinya terlalu berlebihan, kusampai tak sadar bahwa
sekarang aku berada dalam keadaan susah tuk bertahan hidup.Disaat
kumenghampirinya dia semakin menjauh dan menjauh. Kemungkinan karena aku
terlalu mengharapkan tuk menjadi bagian hidupnya, dengan menghabiskan waktu
tanpa kusadari serta mensia-siakan orang lain yang memang lebih pantas dan jauh
lebih baik dari dia. Aku merasa, dia telah mati dalam jalan pikiranku saat itu,
bahkan mungkin sekarang juga.
Setelah
kejadian serta tragedi yang menimpaku saat ini, ditambah lagi sepenggal cerita
aneh munculnya bayangan dan sesosok dirinya dari semerbak rumput hijau serta
rindangnya pohon. Aku berjalan sambil memikirkan secara sehat apa saja yang
baru menimpaku saat ini, Sembari berteduh dibawah pohon kelapa, aku melihat
kesepanjang pesisir pantai, akankah bala bantuan datang tuk membantuku. Aku
semakin bersedih dikala kutak lagi memiliki rasa percaya diri dans semangat
untuk keluar dari semua kendala serta musibah ini.Akankah ku berhasil? Atau namaku
kan menjadi kenangan dibenak orang yang menyayangiku?
Bersambung….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar