Sebulan
sebelum aku terdampar dipulau ini, kita merencanakan tuk melakukan liburan
dimana telah menjadi tempat favorit kita yang kerap kita perbincangkan sebagai
buah bibir. Kita telah merencanakan beberapa hal untuk kedepannya, tanpa
terlewatkan sedikitpun, kita berhasil mencontreng semua list yang akan dibawa
sebagai perbekalan kami. Tetapi semua tak berjalan sesuai rencana semenjak
negara api menyerang, eh. Aku ditugaskan tuk melakukan sebuah misi menjinakkan
bom waktu yang tertanam ditengah ibu kota, lalu aku dan teman seperjuanganku
pergi meninggalkan kota dimana tempat terindahku bisa kenal, bertemu dan
menjadi bagian hidupnya. Hari ini seharusnya aku dan dia pergi berlibur, tetapi
misi ini memaksa kami tuk menunda ini semua. Disaat pesawat tempur kami lepas
landas yang bertipe herkules, ditengah perjalanan pada ketinggian 500 kaki
diudara, ternyata ada penyusup membajak pesawat kami. Dikala kami sedang
berbincang mengenai senjata dan perencanaan terhadap penyelesaian misi ini, 4
orang datang menghampiri kami dan menodongkan senjata Ak-47. Senjata ini kerap
dipakai oleh terorist, senjata ini berasal dari kolombia, bertipe assault
rifle, satu klip pelurunya berisi 30 peluru, dan sangat mematikan.
Mereka
mulai menembakkan senjatanya membabi buta, dari 9 orang anggotaku hanya 3 yang
selamat serta berhasil membunuh 3 diantara 4 orang terorist tersebut. Orang
terakhir membunuh pilot dan menyebabkan pesawat hilang kendali, temanku
tertembak lehernya dan sekarat, serta temanku lainnya menghampiri tempat dimana
pilot kami mati dan orang terakhir sebagai pembajak pesawat kami. Ia berkata, “Pergilah,
selamatkan dirimu, aku akan mengatasi dia, lalu kamipun berpisah, aku berlari
kebelakang, tanpa kusadari, terorist tersebut menembak bagian sayap, lalu ia
juga berkelahi menggunakan pisau dengan temanku. belum sempat aku memakai parasut,
pesawat tersebut meledak dan melemparku jauh kelaut, aku tidak mengetahui
apakah temanku selamat dari peristiwa tersebut. Bagai meteor jatuh kepermukaan
bumi, aku pingsan karena kehabisan nafas dalam ketinggian 500 kaki. Serta
disaat kuterbangun dari pingsanku pada ketinggian 250 kaki, aku terbang menghampiri patahan sayap
pesawat. Yang akan aku gunakan sebagai pelindung tubuhku dikala akan terhempas
kepermukaan air laut. 3 jam setelah itu aku terbangun, dan tak kusadari,
tanganku terluka akibat peristiwa tersebut.
Satu minggu sudah aku terdampar dipulau tersebut. Aku sangat terkejut, dari jauh aku melihat seperti ada manusia mengapung tak jauh dari pulau tempatku berada, aku berenang mendekatinya, dan aku terkejut, ternyata itu temanku, lalu aku membawanya kepulau tak berpenghuni tersebut. Aku mengobati lukanya akibat ledakan. Setelah siuman, ia berterima kasih kepadaku, dan menceritakan semua kronologi yang ia alami. Ternyata, disaat pesawat itu meledak, ia masih berusaha tuk mengendalikan laju pesawat yang menukik secara drastis setelah mengalahkan terorist tersebut. Ia beruntung, masih bisa memakai terjun payung 10 menit disaat pesawat itu akan menghantam daratan. Ia terjun dan tersangkut didahan pohon. Ia ditolong warga sekitar, ia disana 1 minggu tinggal bersama mereka. Tanpa jaringan komunikasi atau media apapun yang bisa membantu. Sayangnya rombongan terorist dari 4 orang tersebut menyerang desa itu, ia membawa busur panah dimana biasa dipakai untuk memburu babi serta rusa. Ia menghabisi musuhnya satu persatu dibantu warga sekitar, tetapi dia kalah jumlah, tinggal bertiga lalu ia berlari mendekati pantai, dan memakai rakit tuk menjauhi pulau tersebut. Sementara kedua temannya menahan amarah gerombolan perompak tersebut. Ia menjauhi pulau dan sayangnya ia belum berlayar terlalu jauh. Sebuah peluru RPG ditembakkan kearahnya, dan rakitnya hancur berkeping-keping lalu ia pingsan dan tak sadarkan diri, setelah itu aku datang menyelamatkanya.
Lalu aku
mencerintakan apa yang aku alami, tentang cahaya putih wanita pujaanku. Ia
berkata, mungkin semua ini adalah teka-teki, yang harus dipecahkan kita harus
berbuat terbaik dan pantang menyerah tuk keluar dari semua ini. Akankah kita
bisa? Semua tergantung pada kita.
Akankah
wanita tersebut datang dan membimbing mereka tuk bisa melalui masa sulit yang
mereka derita bagai hujatan peluru tiada hentinya? Bersambung... ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar