Sudah ratusan tahun
pulau berpenghuni tersebut hidup damai. Sebagian besar penduduknya bermata
pencarian petani dan nelayan. Tanpa disadari mereka terganggu oleh sekawanan
pembunuh bayaran. Mereka mencari dua orang tentara yang dikabarkan tengah
berada disekitar archipelago ini. Salah satu anggota mereka memberikan
peringatan keras dengan membunuh seorang kakek renta. Sontak langsung kepala
suku tersebut membela rakyatnya dan tak terhindarkanlah pertumpahan darah.
Tanpa kami sadari, banyak orang mencari kami dan menyadari kehadiran kami
disini. Kami merasa bersedih, banyak nyawa tak berdosa ikut menjadi korban atas
kedatangan kami saat ini. Belum sempat menarik nafas dan memikirkan mengapa
sampai terjadi separah ini. Dua mobil jip datang menghampiri kami dengan
diiringi hujatan timah panas membabi buta kearah kami. Langsung tanpa pikir
panjang kami bertiga berlindung kesebuah rumah dan ternyata masih ada anak buah
kepala suku yang masih tersisa. Mereka menyelamatkan kami. Jumlah mereka ada 5
orang, 3 menyelamatkan kami dan menggendong teman saya, Serta dua lainnya
melindungi dengan melepaskan beberapa anak panah. Tetapi 2 diantara 3 orang
yang menyelamatkan kami tak beruntung, Timah panas bersarang didadanya dan satu
lainnya terkena tembakan tepat dikepala. Kita berenam berlindung dengan
menggunakan perlengkapan seadanya. Anggota kepala suku mengobati teman saya dan
kami tak sadar, ternyata ada salah satu perompak menyusup dari belakang. Ia
melepaskan pin granat dan melemparkannya melalui jendela perlindungan kami.
Kami pun terkejut dan berlari kalang kabut. Sayangnya teman seperjuangan saya
tak bisa melakukan apapun dan ia tewas akibat ledakan tersebut.
Asap akibat ledakan
menghiasi langit biru pada pagi ini. Tinggal berempat dari kami tersisa. Saya
bangun diikuti ketiga lainnya, dalam kabut asap kita menghabisi beberapa nyawa
bermodalkan sebatang tombak melawan senjata api. Kita berhasil menghabisi
hampir semua dari mereka, Kepala suku tertusuk tombak dari belakang, tetapi ia
masih tegar dan pada akhirnya 13 timah panas bersarang ditubuhnya, dikala ia
sedang dihujat tembakan, Ia menghampiri mayat salah satu pembunuh bayaran dan
melepaskan pin granatnya. Lalu ia pun mati dengan 5 orang pembunuh tersebut.
Tinggal bertiga dari kami menghadapi 6 orang pembunuh yang tersisa. Saya tak
mengetahui kemana anak buah kepala suku. Dalam kabut saya tak bisa melihat
dengan jelas, Disaat mencoba bertahan hidup, Satu peluru bersarang ditangan kiri
saya. Disaat tubuh saya jatuh ketanah tak jauh dari saya granat meledak dan
menghempaskan tubuh saya kepepohonan pada daerah itu. Seperti bermimpi dan tak
sadarkan diri. Saya tak tahu pasti apa yang saya rasakan. Samar-samar kelopak
mata saya terbuka dan melihat satu orang pembunuh menghampiri saya. Pada saat
bersamaan cahaya gadis tercinta saya melintas dalam benak saya. Dan ia memberi
petunjuk tuk mengambil pistol yang tak jauh dari saya. Belum sempat saya
mengambil senjata tersebut, Pembunuh itu telah menodongkan senjta kearah saya
dan melepaskan sebuah peluru. Tiba-tiba saja salah satu anak buah kepala suku
melindungi saya dengan nyawanya dan peluru tersebut bersarang kedadanya. Ia
telah menyelamatkan nyawa saya dan akan saya ingat sampai disaat nafas telah
berhenti dan darah tak mengalir lagi membasahi jantung saya.
Saya pun melepaskan
peluru kepembunuh tersebut akhirnya dia mati setelah saya menembakkan peluru
tersebut tepat diantara kedua matanya. Akhirnya kita tinggal berdua, dan iapun
menolong saya tuk pergi dari pulau itu. Ternyata masih ada 2 pembunuh yang
selamat serta datang pula bantuan mereka menggunakan mobil berisikan 4 orang
penumpang yang semuanya adalah pembunuh. Ia berkata “pergilah, ini perang kami,
kewajiban kami adalah menjaga orang baik dan menjaga mereka dengan nyawa
sendiri. Teman saya telah melakukannya dengan mengorbankan nyawanya melindungi
anda. Pergilah… “. Ujarnya. Lalu akupun pergi sebelum semua terlambat dan tak
lama anak buah kepala suku tersebut mati. Disaat saya telah sampai dipinggir
pantai. Dengan menggunakan pistol saya berlindung menghadapi beberapa orang
penjahat, Dikala peluru sudah habis, saya hanya menggunakan beberapa tombak dan
dilemparkan kepada mereka. Sayangnya belum sempat saya habisi mereka semua,
Lagi dan lagi peluru bersarang ditubuh saya. Sekarang tepatnya berada dibahu
kanan saya. Sekarat dan nafas saya pun sudah tak beraturan. Terbaring dan
melihat matahari, Saya pun merasakan kembali cahaya wanita kesayangan saya
melintas. Ia berkata “Bertahanlah sayang, sebentar lagi engkau akan berada
dalam posisi aman.” Lalu cahaya tersebut hilang seketika. Dikala pembunuh
tersisa datang dan menendang tempurung kepala saya, mereka menyiksa sebelum
membunuh saya perlahan. Salah satu dari mereka menodongkan kepala saya dan
belum sempat ia menekan pelatuk senjatanya, Sebuah timah panas bersarang
dikepalanya yang dikeluarkan oleh sniper Magnum dari kejauhan. Langsung saja
datang bala bantuan 4 kapal tentara negara saya dan mereka pun berhasil
menyelamatkan saya, serta membawa saya pulang tuk meninggalkan semua kekacauan
ini.
Seminggu telah
berlalu, Semua teman saya mendapat medali penghargaan dari pemerintah. Terutama
teman saya yang terakhir meninggal mendapatkan medali 3 buah. Sedih mengingat
semua teman perjuangan telah tiada. Apapun yang terjadi waktu terus berjalan.
Saya pada saat itu tak terpikir sama sekali tentang misteri cahaya putih yang
menyerupai sosok wanita kesayangan saya. Setelah kejadian itu semua dan
matahari telah tergantikan bulan serta haripun berganti dengan biasanya. Saya
mencari kekasih saya dengan mendatangi kediamannya. Ternyata ia telah lama
tidak pulang kesana. Akhirnya saya ingat tempat favorit kita dan saya
mengunjungi tempat tersebut. Beruntung ternyata ia ada disana. Setelah kami
berdua melepas rindu, Aku menceritakan tentang sesosok bayangan menyerupai
dirinya dan menolong saya keluar dari semua ini. Ternyata ia berkata ia yang
melakukan ini semua. Terkejut setelah mengetahui semua ini, rasanya seperti
tidak mungkin. Masih tidak bisa memahami. Ternyata semenjak kepergianku, Ia
merasa bakalan tidak berjalan sesuai rencana, lalu ia berdoa dan mendapat
anugrah serta hidayah tuk membantuku keluar dari semua ini. Akhirnya setelah 1
tahun berlalu, Bersamanya kita berdua mengunjungi pulau tempat bersejarah
bagiku tersebut lalu menjadikan pulau tersebut sebagai objek wisata dan tempat
berbulan madu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar