Sabtu, 18 Agustus 2012

In The Sea Of Lonely Final Part Finally It's Over

Tiga Bulan telah berlalu. Tetap terjebak ditempat sama dan mencari cara tuk mengakhiri ini semua. Detik berlalu bagaikan bulan, menit berlalu bagaikan tahun, Jam berlalu bagaikan Abad. Tak terpungkiri mereka semakin merasa lama terjebak dipulau ini bagaikan terbelenggu dalam jeratan  jeruji besi dengan piring dan gelas terbuat dari kaleng serta sayur bayam terasa seperti rumput liar. Dikala semua harapan telah sirna, Bayangan putih tersebut datang dan kembali memberikan sekilauan cahaya semangat tuk keluar dari semua kekacauan ini. Akhirnya mereka membuat sebuah rakit tuk berhulu meninggalkan pulau tersebut. Dikala semua persiapan sudah siap, Mereka bergegas tidur tuk menyambut hari baru dan berharap apa yang mereka rencanakan semua berjalan sesuai rencana. Pagi telah tiba, Matahari terbit dengan indahnya, Pesona air laut terpantul cahaya dari matahari melambangkan kekuasaan tuhan. Sekelompok burung terbang mengintari pulau tersebut. Inilah saatnya mereka tuk pergi dari pulau tersebut. Semua berjalan sesuai rencana sampai ditengah perjalanan panjang mereka, Mereka menemukan kapal karam dipinggir pulau. Mereka melihat beberapa rumah terbakar serta jasad pembunuh bayaran serta warga lokal bergelimpangan darah menutupi keasrian pulau tersebut. Mereka berhenti dan memeriksa apakah masih ada korban selamat. Dengan bersenjatakan tombak dan panah yang telah dipersiapkan, Mereka menyusuri segala sudut tempat tersebut. Dikala tengah mencari, Terdengar suara gaduh, Mereka menghampirinya dan bersembunyi dibalik semak. Ternyata ada dua orang tentara sedang menyiksa seorang kepala suku serta hendak memotong jari orang tersebut. Tanpa diperintah sebelum terlambat, teman saya keluar dari persembunyian tersebut dan menghunuskan sebatang tombak tepat mengenai lehernya. Penjahat lainnya menembakkan senjata dan teman saya menghindar. Tetapi sayangnya timah panas tersebut berhasil bersarang dipaha kanannya. Ia pun tergeletak dan saya dengan cekatan langsung melompat dan menjerat orang tersebut dengan seutas tali. Setelah itu semua beres, kepala suku kami bebaskan, dan ia menjabarkan secara spesifik apa yang terjadi.

Sudah ratusan tahun pulau berpenghuni tersebut hidup damai. Sebagian besar penduduknya bermata pencarian petani dan nelayan. Tanpa disadari mereka terganggu oleh sekawanan pembunuh bayaran. Mereka mencari dua orang tentara yang dikabarkan tengah berada disekitar archipelago ini. Salah satu anggota mereka memberikan peringatan keras dengan membunuh seorang kakek renta. Sontak langsung kepala suku tersebut membela rakyatnya dan tak terhindarkanlah pertumpahan darah. Tanpa kami sadari, banyak orang mencari kami dan menyadari kehadiran kami disini. Kami merasa bersedih, banyak nyawa tak berdosa ikut menjadi korban atas kedatangan kami saat ini. Belum sempat menarik nafas dan memikirkan mengapa sampai terjadi separah ini. Dua mobil jip datang menghampiri kami dengan diiringi hujatan timah panas membabi buta kearah kami. Langsung tanpa pikir panjang kami bertiga berlindung kesebuah rumah dan ternyata masih ada anak buah kepala suku yang masih tersisa. Mereka menyelamatkan kami. Jumlah mereka ada 5 orang, 3 menyelamatkan kami dan menggendong teman saya, Serta dua lainnya melindungi dengan melepaskan beberapa anak panah. Tetapi 2 diantara 3 orang yang menyelamatkan kami tak beruntung, Timah panas bersarang didadanya dan satu lainnya terkena tembakan tepat dikepala. Kita berenam berlindung dengan menggunakan perlengkapan seadanya. Anggota kepala suku mengobati teman saya dan kami tak sadar, ternyata ada salah satu perompak menyusup dari belakang. Ia melepaskan pin granat dan melemparkannya melalui jendela perlindungan kami. Kami pun terkejut dan berlari kalang kabut. Sayangnya teman seperjuangan saya tak bisa melakukan apapun dan ia tewas akibat ledakan tersebut.

Asap akibat ledakan menghiasi langit biru pada pagi ini. Tinggal berempat dari kami tersisa. Saya bangun diikuti ketiga lainnya, dalam kabut asap kita menghabisi beberapa nyawa bermodalkan sebatang tombak melawan senjata api. Kita berhasil menghabisi hampir semua dari mereka, Kepala suku tertusuk tombak dari belakang, tetapi ia masih tegar dan pada akhirnya 13 timah panas bersarang ditubuhnya, dikala ia sedang dihujat tembakan, Ia menghampiri mayat salah satu pembunuh bayaran dan melepaskan pin granatnya. Lalu ia pun mati dengan 5 orang pembunuh tersebut. Tinggal bertiga dari kami menghadapi 6 orang pembunuh yang tersisa. Saya tak mengetahui kemana anak buah kepala suku. Dalam kabut saya tak bisa melihat dengan jelas, Disaat mencoba bertahan hidup, Satu peluru bersarang ditangan kiri saya. Disaat tubuh saya jatuh ketanah tak jauh dari saya granat meledak dan menghempaskan tubuh saya kepepohonan pada daerah itu. Seperti bermimpi dan tak sadarkan diri. Saya tak tahu pasti apa yang saya rasakan. Samar-samar kelopak mata saya terbuka dan melihat satu orang pembunuh menghampiri saya. Pada saat bersamaan cahaya gadis tercinta saya melintas dalam benak saya. Dan ia memberi petunjuk tuk mengambil pistol yang tak jauh dari saya. Belum sempat saya mengambil senjata tersebut, Pembunuh itu telah menodongkan senjta kearah saya dan melepaskan sebuah peluru. Tiba-tiba saja salah satu anak buah kepala suku melindungi saya dengan nyawanya dan peluru tersebut bersarang kedadanya. Ia telah menyelamatkan nyawa saya dan akan saya ingat sampai disaat nafas telah berhenti dan darah tak mengalir lagi membasahi jantung saya.
Saya pun melepaskan peluru kepembunuh tersebut akhirnya dia mati setelah saya menembakkan peluru tersebut tepat diantara kedua matanya. Akhirnya kita tinggal berdua, dan iapun menolong saya tuk pergi dari pulau itu. Ternyata masih ada 2 pembunuh yang selamat serta datang pula bantuan mereka menggunakan mobil berisikan 4 orang penumpang yang semuanya adalah pembunuh. Ia berkata “pergilah, ini perang kami, kewajiban kami adalah menjaga orang baik dan menjaga mereka dengan nyawa sendiri. Teman saya telah melakukannya dengan mengorbankan nyawanya melindungi anda. Pergilah… “. Ujarnya. Lalu akupun pergi sebelum semua terlambat dan tak lama anak buah kepala suku tersebut mati. Disaat saya telah sampai dipinggir pantai. Dengan menggunakan pistol saya berlindung menghadapi beberapa orang penjahat, Dikala peluru sudah habis, saya hanya menggunakan beberapa tombak dan dilemparkan kepada mereka. Sayangnya belum sempat saya habisi mereka semua, Lagi dan lagi peluru bersarang ditubuh saya. Sekarang tepatnya berada dibahu kanan saya. Sekarat dan nafas saya pun sudah tak beraturan. Terbaring dan melihat matahari, Saya pun merasakan kembali cahaya wanita kesayangan saya melintas. Ia berkata “Bertahanlah sayang, sebentar lagi engkau akan berada dalam posisi aman.” Lalu cahaya tersebut hilang seketika. Dikala pembunuh tersisa datang dan menendang tempurung kepala saya, mereka menyiksa sebelum membunuh saya perlahan. Salah satu dari mereka menodongkan kepala saya dan belum sempat ia menekan pelatuk senjatanya, Sebuah timah panas bersarang dikepalanya yang dikeluarkan oleh sniper Magnum dari kejauhan. Langsung saja datang bala bantuan 4 kapal tentara negara saya dan mereka pun berhasil menyelamatkan saya, serta membawa saya pulang tuk meninggalkan semua kekacauan ini.


Seminggu telah berlalu, Semua teman saya mendapat medali penghargaan dari pemerintah. Terutama teman saya yang terakhir meninggal mendapatkan medali 3 buah. Sedih mengingat semua teman perjuangan telah tiada. Apapun yang terjadi waktu terus berjalan. Saya pada saat itu tak terpikir sama sekali tentang misteri cahaya putih yang menyerupai sosok wanita kesayangan saya. Setelah kejadian itu semua dan matahari telah tergantikan bulan serta haripun berganti dengan biasanya. Saya mencari kekasih saya dengan mendatangi kediamannya. Ternyata ia telah lama tidak pulang kesana. Akhirnya saya ingat tempat favorit kita dan saya mengunjungi tempat tersebut. Beruntung ternyata ia ada disana. Setelah kami berdua melepas rindu, Aku menceritakan tentang sesosok bayangan menyerupai dirinya dan menolong saya keluar dari semua ini. Ternyata ia berkata ia yang melakukan ini semua. Terkejut setelah mengetahui semua ini, rasanya seperti tidak mungkin. Masih tidak bisa memahami. Ternyata semenjak kepergianku, Ia merasa bakalan tidak berjalan sesuai rencana, lalu ia berdoa dan mendapat anugrah serta hidayah tuk membantuku keluar dari semua ini. Akhirnya setelah 1 tahun berlalu, Bersamanya kita berdua mengunjungi pulau tempat bersejarah bagiku tersebut lalu menjadikan pulau tersebut sebagai objek wisata dan tempat berbulan madu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate