Sabtu, 18 Agustus 2012

In The Sea Of Lonely Final Part Finally It's Over

Tiga Bulan telah berlalu. Tetap terjebak ditempat sama dan mencari cara tuk mengakhiri ini semua. Detik berlalu bagaikan bulan, menit berlalu bagaikan tahun, Jam berlalu bagaikan Abad. Tak terpungkiri mereka semakin merasa lama terjebak dipulau ini bagaikan terbelenggu dalam jeratan  jeruji besi dengan piring dan gelas terbuat dari kaleng serta sayur bayam terasa seperti rumput liar. Dikala semua harapan telah sirna, Bayangan putih tersebut datang dan kembali memberikan sekilauan cahaya semangat tuk keluar dari semua kekacauan ini. Akhirnya mereka membuat sebuah rakit tuk berhulu meninggalkan pulau tersebut. Dikala semua persiapan sudah siap, Mereka bergegas tidur tuk menyambut hari baru dan berharap apa yang mereka rencanakan semua berjalan sesuai rencana. Pagi telah tiba, Matahari terbit dengan indahnya, Pesona air laut terpantul cahaya dari matahari melambangkan kekuasaan tuhan. Sekelompok burung terbang mengintari pulau tersebut. Inilah saatnya mereka tuk pergi dari pulau tersebut. Semua berjalan sesuai rencana sampai ditengah perjalanan panjang mereka, Mereka menemukan kapal karam dipinggir pulau. Mereka melihat beberapa rumah terbakar serta jasad pembunuh bayaran serta warga lokal bergelimpangan darah menutupi keasrian pulau tersebut. Mereka berhenti dan memeriksa apakah masih ada korban selamat. Dengan bersenjatakan tombak dan panah yang telah dipersiapkan, Mereka menyusuri segala sudut tempat tersebut. Dikala tengah mencari, Terdengar suara gaduh, Mereka menghampirinya dan bersembunyi dibalik semak. Ternyata ada dua orang tentara sedang menyiksa seorang kepala suku serta hendak memotong jari orang tersebut. Tanpa diperintah sebelum terlambat, teman saya keluar dari persembunyian tersebut dan menghunuskan sebatang tombak tepat mengenai lehernya. Penjahat lainnya menembakkan senjata dan teman saya menghindar. Tetapi sayangnya timah panas tersebut berhasil bersarang dipaha kanannya. Ia pun tergeletak dan saya dengan cekatan langsung melompat dan menjerat orang tersebut dengan seutas tali. Setelah itu semua beres, kepala suku kami bebaskan, dan ia menjabarkan secara spesifik apa yang terjadi.

Sudah ratusan tahun pulau berpenghuni tersebut hidup damai. Sebagian besar penduduknya bermata pencarian petani dan nelayan. Tanpa disadari mereka terganggu oleh sekawanan pembunuh bayaran. Mereka mencari dua orang tentara yang dikabarkan tengah berada disekitar archipelago ini. Salah satu anggota mereka memberikan peringatan keras dengan membunuh seorang kakek renta. Sontak langsung kepala suku tersebut membela rakyatnya dan tak terhindarkanlah pertumpahan darah. Tanpa kami sadari, banyak orang mencari kami dan menyadari kehadiran kami disini. Kami merasa bersedih, banyak nyawa tak berdosa ikut menjadi korban atas kedatangan kami saat ini. Belum sempat menarik nafas dan memikirkan mengapa sampai terjadi separah ini. Dua mobil jip datang menghampiri kami dengan diiringi hujatan timah panas membabi buta kearah kami. Langsung tanpa pikir panjang kami bertiga berlindung kesebuah rumah dan ternyata masih ada anak buah kepala suku yang masih tersisa. Mereka menyelamatkan kami. Jumlah mereka ada 5 orang, 3 menyelamatkan kami dan menggendong teman saya, Serta dua lainnya melindungi dengan melepaskan beberapa anak panah. Tetapi 2 diantara 3 orang yang menyelamatkan kami tak beruntung, Timah panas bersarang didadanya dan satu lainnya terkena tembakan tepat dikepala. Kita berenam berlindung dengan menggunakan perlengkapan seadanya. Anggota kepala suku mengobati teman saya dan kami tak sadar, ternyata ada salah satu perompak menyusup dari belakang. Ia melepaskan pin granat dan melemparkannya melalui jendela perlindungan kami. Kami pun terkejut dan berlari kalang kabut. Sayangnya teman seperjuangan saya tak bisa melakukan apapun dan ia tewas akibat ledakan tersebut.

Asap akibat ledakan menghiasi langit biru pada pagi ini. Tinggal berempat dari kami tersisa. Saya bangun diikuti ketiga lainnya, dalam kabut asap kita menghabisi beberapa nyawa bermodalkan sebatang tombak melawan senjata api. Kita berhasil menghabisi hampir semua dari mereka, Kepala suku tertusuk tombak dari belakang, tetapi ia masih tegar dan pada akhirnya 13 timah panas bersarang ditubuhnya, dikala ia sedang dihujat tembakan, Ia menghampiri mayat salah satu pembunuh bayaran dan melepaskan pin granatnya. Lalu ia pun mati dengan 5 orang pembunuh tersebut. Tinggal bertiga dari kami menghadapi 6 orang pembunuh yang tersisa. Saya tak mengetahui kemana anak buah kepala suku. Dalam kabut saya tak bisa melihat dengan jelas, Disaat mencoba bertahan hidup, Satu peluru bersarang ditangan kiri saya. Disaat tubuh saya jatuh ketanah tak jauh dari saya granat meledak dan menghempaskan tubuh saya kepepohonan pada daerah itu. Seperti bermimpi dan tak sadarkan diri. Saya tak tahu pasti apa yang saya rasakan. Samar-samar kelopak mata saya terbuka dan melihat satu orang pembunuh menghampiri saya. Pada saat bersamaan cahaya gadis tercinta saya melintas dalam benak saya. Dan ia memberi petunjuk tuk mengambil pistol yang tak jauh dari saya. Belum sempat saya mengambil senjata tersebut, Pembunuh itu telah menodongkan senjta kearah saya dan melepaskan sebuah peluru. Tiba-tiba saja salah satu anak buah kepala suku melindungi saya dengan nyawanya dan peluru tersebut bersarang kedadanya. Ia telah menyelamatkan nyawa saya dan akan saya ingat sampai disaat nafas telah berhenti dan darah tak mengalir lagi membasahi jantung saya.
Saya pun melepaskan peluru kepembunuh tersebut akhirnya dia mati setelah saya menembakkan peluru tersebut tepat diantara kedua matanya. Akhirnya kita tinggal berdua, dan iapun menolong saya tuk pergi dari pulau itu. Ternyata masih ada 2 pembunuh yang selamat serta datang pula bantuan mereka menggunakan mobil berisikan 4 orang penumpang yang semuanya adalah pembunuh. Ia berkata “pergilah, ini perang kami, kewajiban kami adalah menjaga orang baik dan menjaga mereka dengan nyawa sendiri. Teman saya telah melakukannya dengan mengorbankan nyawanya melindungi anda. Pergilah… “. Ujarnya. Lalu akupun pergi sebelum semua terlambat dan tak lama anak buah kepala suku tersebut mati. Disaat saya telah sampai dipinggir pantai. Dengan menggunakan pistol saya berlindung menghadapi beberapa orang penjahat, Dikala peluru sudah habis, saya hanya menggunakan beberapa tombak dan dilemparkan kepada mereka. Sayangnya belum sempat saya habisi mereka semua, Lagi dan lagi peluru bersarang ditubuh saya. Sekarang tepatnya berada dibahu kanan saya. Sekarat dan nafas saya pun sudah tak beraturan. Terbaring dan melihat matahari, Saya pun merasakan kembali cahaya wanita kesayangan saya melintas. Ia berkata “Bertahanlah sayang, sebentar lagi engkau akan berada dalam posisi aman.” Lalu cahaya tersebut hilang seketika. Dikala pembunuh tersisa datang dan menendang tempurung kepala saya, mereka menyiksa sebelum membunuh saya perlahan. Salah satu dari mereka menodongkan kepala saya dan belum sempat ia menekan pelatuk senjatanya, Sebuah timah panas bersarang dikepalanya yang dikeluarkan oleh sniper Magnum dari kejauhan. Langsung saja datang bala bantuan 4 kapal tentara negara saya dan mereka pun berhasil menyelamatkan saya, serta membawa saya pulang tuk meninggalkan semua kekacauan ini.


Seminggu telah berlalu, Semua teman saya mendapat medali penghargaan dari pemerintah. Terutama teman saya yang terakhir meninggal mendapatkan medali 3 buah. Sedih mengingat semua teman perjuangan telah tiada. Apapun yang terjadi waktu terus berjalan. Saya pada saat itu tak terpikir sama sekali tentang misteri cahaya putih yang menyerupai sosok wanita kesayangan saya. Setelah kejadian itu semua dan matahari telah tergantikan bulan serta haripun berganti dengan biasanya. Saya mencari kekasih saya dengan mendatangi kediamannya. Ternyata ia telah lama tidak pulang kesana. Akhirnya saya ingat tempat favorit kita dan saya mengunjungi tempat tersebut. Beruntung ternyata ia ada disana. Setelah kami berdua melepas rindu, Aku menceritakan tentang sesosok bayangan menyerupai dirinya dan menolong saya keluar dari semua ini. Ternyata ia berkata ia yang melakukan ini semua. Terkejut setelah mengetahui semua ini, rasanya seperti tidak mungkin. Masih tidak bisa memahami. Ternyata semenjak kepergianku, Ia merasa bakalan tidak berjalan sesuai rencana, lalu ia berdoa dan mendapat anugrah serta hidayah tuk membantuku keluar dari semua ini. Akhirnya setelah 1 tahun berlalu, Bersamanya kita berdua mengunjungi pulau tempat bersejarah bagiku tersebut lalu menjadikan pulau tersebut sebagai objek wisata dan tempat berbulan madu.

Jumat, 10 Agustus 2012

In The Sea Of Lonely Part 3 When The War Begins

Akhirnya aku terbangun dari mimpi buruk tersebut. Tak kusadari aku terjebak dijalan pikiranku belakangan ini. Sembari berbaring dipadang rumput nan hijau, aku memandang kelangit, apakah yang akan terjadi selanjutnya terhadap diriku? Setelah didera siksa dan derita yang mengakibatkanku terdampar dipulau ini? Akankah semua harapanku tuk selamat dan mendapatkan kehidupanku kembali kan terwujud? Atau akankah semua ini sirna dikarenakan aku tak bisa melakukan apapun tuk keluar dari jurang kesedihan dan terjebak dipulau tak berpenghuni ini? Semua pertanyaan ini, masih menaungi pikiranku saat ini. Memang dalam kehidupan nyata aku mencintai seorang gadis, tetapi ia belum seutuhnya menjadi milikku, ia adalah sahabat baikku, aku sangat mencintainya, tetapi lagi dan lagi aku mencintai orang yang salah. Dikarenakan ia telah memiliki seseorang sebelum mengenalku. Tetapi aku merasa akulah yang terbaik dibandingkan lelaki tersebut, bukan hanya rasa percaya diriku sangat tinggi terhadap ini semua, tetapi perasaan diantara kitalah yang membangun tembok kokoh tuk tetap selalu tegar menghadapi segala cobaan dan ujian yang akan kami lalui nanti. Tetapi apa boleh buat, aku tak bisa melakukan apapun lagi, Semenjak ia semakin menjadi sosok misterius, bukan seperti dia yang ku kenal sebelumnya. Semua telah berlalu, hari berganti, dan jarum jam tetap berputar mengintari porosnya, siang berganti malam, dan bulanpun digantikan oleh terbitnya matahari. Ia semakin mencintaiku dan aku menanyakan apakah ia mau menjadi bagian hidupku seutuhnya, dan jawabannya ia mau menjalani hidup denganku kedepannya.

Sebulan sebelum aku terdampar dipulau ini, kita merencanakan tuk melakukan liburan dimana telah menjadi tempat favorit kita yang kerap kita perbincangkan sebagai buah bibir. Kita telah merencanakan beberapa hal untuk kedepannya, tanpa terlewatkan sedikitpun, kita berhasil mencontreng semua list yang akan dibawa sebagai perbekalan kami. Tetapi semua tak berjalan sesuai rencana semenjak negara api menyerang, eh. Aku ditugaskan tuk melakukan sebuah misi menjinakkan bom waktu yang tertanam ditengah ibu kota, lalu aku dan teman seperjuanganku pergi meninggalkan kota dimana tempat terindahku bisa kenal, bertemu dan menjadi bagian hidupnya. Hari ini seharusnya aku dan dia pergi berlibur, tetapi misi ini memaksa kami tuk menunda ini semua. Disaat pesawat tempur kami lepas landas yang bertipe herkules, ditengah perjalanan pada ketinggian 500 kaki diudara, ternyata ada penyusup membajak pesawat kami. Dikala kami sedang berbincang mengenai senjata dan perencanaan terhadap penyelesaian misi ini, 4 orang datang menghampiri kami dan menodongkan senjata Ak-47. Senjata ini kerap dipakai oleh terorist, senjata ini berasal dari kolombia, bertipe assault rifle, satu klip pelurunya berisi 30 peluru, dan sangat mematikan.

Mereka mulai menembakkan senjatanya membabi buta, dari 9 orang anggotaku hanya 3 yang selamat serta berhasil membunuh 3 diantara 4 orang terorist tersebut. Orang terakhir membunuh pilot dan menyebabkan pesawat hilang kendali, temanku tertembak lehernya dan sekarat, serta temanku lainnya menghampiri tempat dimana pilot kami mati dan orang terakhir sebagai pembajak pesawat kami. Ia berkata, “Pergilah, selamatkan dirimu, aku akan mengatasi dia, lalu kamipun berpisah, aku berlari kebelakang, tanpa kusadari, terorist tersebut menembak bagian sayap, lalu ia juga berkelahi menggunakan pisau dengan temanku. belum sempat aku memakai parasut, pesawat tersebut meledak dan melemparku jauh kelaut, aku tidak mengetahui apakah temanku selamat dari peristiwa tersebut. Bagai meteor jatuh kepermukaan bumi, aku pingsan karena kehabisan nafas dalam ketinggian 500 kaki. Serta disaat kuterbangun dari pingsanku pada ketinggian 250 kaki,  aku terbang menghampiri patahan sayap pesawat. Yang akan aku gunakan sebagai pelindung tubuhku dikala akan terhempas kepermukaan air laut. 3 jam setelah itu aku terbangun, dan tak kusadari, tanganku terluka akibat peristiwa tersebut.


Satu minggu sudah aku terdampar dipulau tersebut. Aku sangat terkejut, dari jauh aku melihat seperti ada manusia mengapung tak jauh dari pulau tempatku berada, aku berenang mendekatinya, dan aku terkejut, ternyata itu temanku, lalu aku membawanya kepulau tak berpenghuni tersebut. Aku mengobati lukanya akibat ledakan. Setelah siuman, ia berterima kasih kepadaku, dan menceritakan semua kronologi yang ia alami. Ternyata, disaat pesawat itu meledak, ia masih berusaha tuk mengendalikan laju pesawat yang menukik secara drastis setelah mengalahkan terorist tersebut. Ia beruntung, masih bisa memakai terjun payung 10 menit disaat pesawat itu akan menghantam daratan. Ia terjun dan tersangkut didahan pohon. Ia ditolong warga sekitar, ia disana 1 minggu tinggal bersama mereka. Tanpa jaringan komunikasi atau media apapun yang bisa membantu. Sayangnya rombongan terorist dari 4 orang tersebut menyerang desa itu, ia membawa busur panah dimana biasa dipakai untuk memburu babi serta rusa. Ia menghabisi musuhnya satu persatu dibantu warga sekitar, tetapi dia kalah jumlah, tinggal bertiga lalu ia berlari mendekati pantai, dan memakai rakit tuk menjauhi pulau tersebut. Sementara kedua temannya menahan amarah gerombolan perompak tersebut. Ia menjauhi pulau dan sayangnya ia belum berlayar terlalu jauh. Sebuah peluru RPG ditembakkan kearahnya, dan rakitnya hancur berkeping-keping lalu ia pingsan dan tak sadarkan diri, setelah itu aku datang menyelamatkanya.

Lalu aku mencerintakan apa yang aku alami, tentang cahaya putih wanita pujaanku. Ia berkata, mungkin semua ini adalah teka-teki, yang harus dipecahkan kita harus berbuat terbaik dan pantang menyerah tuk keluar dari semua ini. Akankah kita bisa? Semua tergantung pada kita.

Akankah wanita tersebut datang dan membimbing mereka tuk bisa melalui masa sulit yang mereka derita bagai hujatan peluru tiada hentinya? Bersambung...  ;)

Kamis, 09 Agustus 2012

In The Sea Of Lonely Part 2 In The Shadows

Kawanan burung menghiasi langit senja pada saat ini, terlihat pancaran sinar matahari berangsur angsur menghilang, digantikan dengan indahnya bulan sabit muncul dari ufuk barat dari tempatku berpijak sekarang. Tanpa pikir panjang, kuberjalan mengelilingi pulau tuk mencari kayu bakar tuk membuat badanku sedikit lebih hangat dan mencari air kelapa muda tuk mengobati lukaku serta menghilangkan dehidrasi yang kuderita. Semakin larut malam, dan semakin sunyi keadaan yang kurasakan, kumasih mengharapkan adanya kapal nelayan sekitar atau penduduk lokal melewati pulau tak berpenghuni yang kudiami sekarang, semakin tak tertahankan rasa lapar yang kuderita, ku keluar dari tempat tinggalku sementara, terbuat dari atap berasalkan dari daun pohon kelapa yang sudah mengering termakan usia, serta batok kelapa sudah terbelah kujadikan sebagai alas kepalaku. Kumengintari pulau tersebut berharap mendapatkan sesuatu yang bisa kumakan.  Tiba tiba saja sebersit cahaya melewati diriku, lagi dan lagi itu dia. Dengan berjalan tertatih-tatih aku masih mencoba tuk mengikutinya, ternyata dia menuntunku kepada sumber makanan disana, dan kemudian dia menghilang dalam pekatnya langit malam. Sungguh aneh, pikirku, tetapi apa boleh buat, aku mendatangi tempat tersebut, lalu membuat api unggun dengan percikan dua batu dan memakan waktu cukup lama tuk menyalakan sepercik api, lalu aku dengan lahap menyantap ikan ikan tersebut.


Setelah perutku terisi dengan makanan yang masih mempertahankan hidupku malem itu, aku kembali ketempat dimana aku bisa mencari ketenangan dan tertidur lelap diantara semak belukar serta suara deburan ombak menghantam karang. Ketika fajar telah tiba, matahari terbit dari ufuk timur dengan indahnya, belum pernah aku melihat pemandangan seindah ini sebelumnya, serta diiringi dengan kicauan burung dengan suara nan merdu sebagai alaram yang membuatku terjaga dari tidurku dan sisa mimpiku tadi malam, Semakin terang langit pagi ini, sinar matahari menghangatkan tubuhku, lalu kubergegas berlali ketepi pantai, tuk mencari pertolongan dan keluar dari pulau sunyi ini. Lagi dan lagi, harapan kosong menaungi diriku dipagi ini, tetapi kutertegun dikala kusedang berlutut meminum air laut, cahaya tersebut menghampiriku dan berkata “ Hey, semangatlah sayang, kamu pasti bisa melalui masa sulit ini, sama seperti engkau mempertahanku diantara semua masalah yang kualami, kumendapatkan semangat tuk melalui itu semua, aku yakin kamu bisa, aku kan membimbingmu tuk melalui ini semua sayang”. Dan sekejap cahaya itu hilang kembali. Aku berpikir sejenak, aku pernah berkata kepada dia, aku kan selalu mempertahankanmu dalam situasi apapun, dalam hidup dan matiku, semua ini membuatku semangat kembali dan kuberdiri tegak disisi tertinggi pulau ini, memasang bendera putih yang terbuat dari bajuku sendiri lalu kuberlari lagi mengintari tiap sudut pulau tersebut tuk menandakan bahwa aku sedang membutuhkan pertolongan tuk bertahan hidup.



Matahari tepat berada diatas kepalaku, angin pantai membuatku merasakan rasa kantuk tak tertahankan, dan akupun tertidur lelap dibawah pohon kelapa. Dalam mimpiku kukembali bertualang lagi, aku menemukan cahaya tersebut sebagai sosok utuh seorang gadis kesayanganku, kita berada ditengah padang rumput serta dia datang menghampiri yang tengah sekarat setelah terhunus pedang didadaku setelah mempertahankan nyawanya dari kawanan pembunuh. Aku bangga telah melakukan ini untukmu sayang, ucapku padanya dengan nafas berat. Dia menjawab dengan air mata diwajahnya “aku tak mau kehilanganmu sayang, aku lebih baik mati, apa yang bisa kulakukan tanpamu? Untuk apa hidupku kedepannya? Lebih baik aku mati dan kita masih bersama dialam sana. Aku tersenyum dan meraih wajahnya dengan tanganku yang berlumuran darah, lalu aku berkata, lanjutkanlah sayang, aku menginginkan melihatmu bahagia dari alam sana, jalan hidupmu masih panjang, tetapi berjanjilah satu hal padaku, engkau takkan pernah melupakanku dari hidupmu walau sedetikpun, aku sangat bersedih, aku tak bisa melanjutkan rencana kita tuk berbulan madu, serta aku tidak bisa melindungimu lagi dikemudian hari, badanku telah hancur, tulangku telah patah, darahku telah habis, dan jantungku semakin melemah, tak bisa kumelanjutkan kehidupan bersamamu lagi didunia ini, tetapi arwahku kan selalu menjagamu dan bersamamu dimanapun engkau berada, bagai bayangamu yang tak pernah lelah mengikuti langkah kakimu berjalan didunia ini. Dengan tangisan terisak dia menjawab semuanya, “Terima kasih pangeranku, engkau segalanya bagiku, engkau telah melakukan yang terbaik hingga nafas terakhirmu untukku, aku kan mengabadikan namamu dihatiku, aku tak perduli seperti apa aku nanti, tanpamu aku berusaha sekuat tenaga menahan rasa kesedihan dan melanjutkan hidup ini seperti sedia kala, tanpamu kutak berarti apa-apa lagi, aku kan mendoakanmu yang terbaik dikala kereta kencana telah sampai mengantarkanmu kelama baka, ini adalah saat yang paling menyedihkan dalam hidupku, aku masih tak percaya, aku kan kehilangan canda tawamu serta perhatian serta rasa kasih sayang yang tak pernah bosan engkau berikan kepadaku, aku saat ini masih berusaha tuk menyadari, bahwa ini adalah kenyataan pahit yang menaungi diriku, aku bangga padamu sayang, aku bangga menjadi bagian hidupmu.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?akankah semua pengorbanan ini kan menjadikan gadis tersebut sebagai pribadi yang kuat tanpa seorang pangeran sebagai pelindung dan penyemangat hidupnya? Akankah ia menjalani hari-harinya kelak menjadi seorang yang tegar menghadapi segala cobaan dan rintangan kehidupan? Atau akankah ia menjadi seorang dimana tak lagi memiliki semangat hidup, dan meratapi serta menyesali dan berharap mendapatkan kebahagiaan dalam hidup tanpa berbuat sesuatu? Bersambung….

Selasa, 07 Agustus 2012

Musician

Suatu hal yang tak terpungkiri, terjadi lagi dan lagi, menatap indahnya sinar rembulan dimalam hari, mengingatkan sesuatu hal yg telah terjadi dimasa lalu, masa dimana aku memperoleh kebahagiaan tiada tara, masa dimana ku masih menjadi seseorang dimana masih sangat polos dan tak mengerti sama sekali arti kehidupan. Walau aku banyak memperoleh kebahagiaan serta tak pernah merasa kesepian, aku sama sekali tak menyadari bahwa telah banyak waktu yang terbuang mengingat semua waktuku hanya dihabiskan tuk bermain dan tak pernah memikirkan sama sekali akan bagaimana masa depanku akan kubawa kemana diriku nantinya. Sungguh menyedihkan mengingat kutelah menyiakan kesempatan berarti dalam hidupku, memandang dunia dengan caraku sendiri, tak pernah memahami apa arti kehidupan sesungguhnya, sungguh suatu hal yang tak patut tuk dibanggakan. Aku terlalu banyak bermimpi tanpa berbuat apapun tuk merealisasikannya.

Dimalam ini kududuk dan merenung, akankah kudapat kembali kemasa lalu dan memperbaiki semua itu? dan jawabannya tidak sama sekali, hanya saat ini semua hal yang telah berlalu baik itu bersifat positif atau negatif kan kujadikan pembelajaran tuk menjalani hidup lebih baik lagi dari sebelumnya. Masih sangat melekat diingatanku, Semua kenangan dari setiap langkah kakiku menapaki semua tempat yang banyak memberikanku pembelajaran. Aku merasa bersyukur, aku masih bisa dan berkesempatan tuk mewujudkan impianku. Sudah banyak wanita datang dan pergi kedalam hidupku, tetapi kutak pernah menemukan satu orangpun yang kurasa memang pantas tuk mendapat panggilan ibu Rhesa yang akan menggendong anak pertamaku nanti. Aku sekarang sendiri, tetapi aku tak pernah meratapi kesendirianku, aku hanya berbuat yang terbaik, serta berusaha tuk fokus terhadap masa depanku tanpa melepaskan satu per satu hobi yang menjadi penyemangat hidupku.

Aku adalah seorang praktisi Parkour sejak 2 tahun lalu,pada kelas 3 sekolah menengah pertama. aku bisa bermain drum secara dadakan 2 bulan sebelum pentas seni disekolah kami pada saat itu, aku mendalami dan merasakan betapa cocoknya aku bermain instrumen tersebut. Terbilang cocok dikarenakan kepribadianku adalah seorang yang emosian, kebiasaan burukku disaat ku masih duduk bukan berdiri disekolah dasar hehe adalah disaat kumarah, kerjaanku adalah membanting barang disekitarku, tak heran apabila saudara lelakiku dan omku tentunya memberi aku julukan "The Destroyer". Disaat setelah lulus, aku pindah kepalembang bersama kedua orang tuaku, aku melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas disana, Aku ditawari teman ospekku tuk bergabung diband yang akan dibentuknya, dan terbentuklah band kami bernama Level band, pada tahun 2007. Aku mencoba tuk menjadi seorang vokalis, tanpa dasar atau keahlian yang kumiliki sebelumnya. Kita berhasil peform 4 kali dipanggung pementasan yang diadakan dipalembang. Setelah beranjak kekelas 2, drummer kami direkrut oleh band lain, lalu saya bersama gitaris menempuh hidup baru dan membuat band kedua saya bernama D-Spasda, kepanjanganya yaitu dua belas ips 2, urutan nomer kelas kami, Sayangnya band kami baru perform sekali, pada acara pementasan seni 17 agustus 2008, aku melanjutkan tuk kembali berkecimpung dibidang seni langsung 2 band sekaligus selepas bubarnya D-Spasda, bersama tetangga komplek rumahku serta teman sekelasku lainnya.

Posisiku kembali seperti semula, pada dua band tersebut aku menjadi seorang drummer, aku semua yang membuat nama bandku. Nama band bersama tetangga komplek kuberi nama Prison Break, sedangkan disekolah kuberi nama Back Lash, seperti nama band smpku dulu. bersama kedua band tersebut aku berhasil mengapresiasikan diri dipanggung satu kali, keduanya adalah band yang ketiga dimana aku sebagai pencetus tuk membuat band tersebut. Setelah beberapa band serta beberapa kali festival band telah kujalani, sebelum pindah kebandung aku membuat band terakhir ,yang bernama Left 4 Dead. bersama band ini aku terakhir kalinya peform dipalembang. Semenjak aku balik kekampung asalku, Bandung, setelah 1 tahun aku membentuk band kembali, lalu gitarisku menamai band kami Olegun. Band ini baru berapa bulan terbentuk, tetapi aku yakin, dapat kembali memeriahkan panggung hiburan ditempat yang berbeda, ini kisah bandku. Kamu? ;)

Senin, 06 Agustus 2012

In The Sea Of Lonely



Terbangun, setelah berhasil melalui badai besar dilaut serta amukan alam yang tak kunjung henti tadi malam, kapalku karam, dan kududuk terdiam terpaku disuatu tempat dimana aku tak tahu sama sekali pastinya dimana aku berada sekarang. Sambil penahan perihnya rasa sakit akibat terkena patahan kayu mengakibatkan darah bercucuran dari lengan kananku. Tanpa kusadari aku sekarang menghadapi ini semua sendiri, temanku tidak seberuntung diriku sekarang. Jasad mereka terapung diatas permukaan laut serta terbawa ombak dan entah akan berlabuh kemana. Susah rasanya tuk menyadari bahwa perjalanan liburan kami berakhir tragis seperti ini. Tetapi ku tak menemui sama sekali pertanda sebagai isyarat bahwa rencana menyenangkan kami kan berubah menjadi bencana serta menelan korban jiwa. Aku berjalan menyusuri pesisir pantai pada pulau kecil tak berpenghuni ini dengan berharap kan menemukan sesuatu tuk dimakan, aku berlari dan berusaha tuk mengejar bayangan putih dimana kumerasa  bayangan tersebut selalu memperhatikan dan mengikuti kemanapun aku melangkah. Kuberlari dengan menahan rasa sakit, hanya bermodalkan semangat serta rasa ingin tahu yang besar apakah sesosok mahluk itu sebenarnya. Sama seperti halnya kesunyian serta kesendirian yang menjadi hidupku pada hari itu.

Disaat kuberhasil menghampirinya, bayangan tersebut langsung merubah wujudnya menjadi seseorang yang kukenal sebelumnya. Ini mungkin hanya imajinasiku saja atau memang benar nyata terjadi, aku tak ambil pusing memikirkan hal itu. Sudah tidak asing kumelihat raut wajahnya, senyumannya, serta cara berbicaranya. Dia adalah seorang wanita dimana selalu kupikrikan sejak aku bangun tidur dan sampai aku menutup mata dimalam hari, dia sungguh spesial bagiku, dan mungkin imajinasiku tentang dirinya terlalu berlebihan, kusampai tak sadar bahwa sekarang aku berada dalam keadaan susah tuk bertahan hidup.Disaat kumenghampirinya dia semakin menjauh dan menjauh. Kemungkinan karena aku terlalu mengharapkan tuk menjadi bagian hidupnya, dengan menghabiskan waktu tanpa kusadari serta mensia-siakan orang lain yang memang lebih pantas dan jauh lebih baik dari dia. Aku merasa, dia telah mati dalam jalan pikiranku saat itu, bahkan mungkin sekarang juga.

Setelah kejadian serta tragedi yang menimpaku saat ini, ditambah lagi sepenggal cerita aneh munculnya bayangan dan sesosok dirinya dari semerbak rumput hijau serta rindangnya pohon. Aku berjalan sambil memikirkan secara sehat apa saja yang baru menimpaku saat ini, Sembari berteduh dibawah pohon kelapa, aku melihat kesepanjang pesisir pantai, akankah bala bantuan datang tuk membantuku. Aku semakin bersedih dikala kutak lagi memiliki rasa percaya diri dans semangat untuk keluar dari semua kendala serta musibah ini.Akankah ku berhasil? Atau namaku kan menjadi kenangan dibenak orang yang menyayangiku? 
Bersambung….

Sabtu, 04 Agustus 2012

It's Start From The War



Aku terbangun dipagi hari, merasakan angin yang masuk dari jendelaku dan sengaja tak ditutup dari malam hingga pagi hari, terbangun dengan harapan baru dan berharap bahwa hari ini kan jauh lebih baik dari kemarin. Setiap kuterbangun kuselalu membayangkan betapa besarnya dan masih banyak hal yang harus kukerjakan sampai dimana aku bisa mewujudkan itu semua, termasuk impianku. Setiap hari kuselalu melakukan yang terbaik untuk mewujudkan itu semua, dan terkadang tak jarang juga halnya dikala semua perencanaan tak sejalan sesuai kenyataan. Tetapi hal itu tak pernah mengurungkan niat dan semangatku tuk mewujudkan apa yang kuyakini itu benar dan bakalan menghasilkan banyak keuntungan bagiku dan masa depanku tentunya, selalu berpikir dan berimajinasi layaknya seorang pemimpi, tetapi aku bukan pecundang, yang selalu bermimpi setinggi langit ketujuh dan tak pernah ada suatu kemauan untuk merealisasikan itu semua menjadi kenyataan. Jangan pernah menjadi seorang seperti itu, sangat menyiksa dirinya sendiri, dikalahkan oleh suatu imajinasi yang takkan pernah tau kan membawa dia kemana melangkah nantinya.

Rasanya dari kulahir hingga saat aku menuliskan ini, aku sangat sering berimajinasi, imajinasiku sampai sekarang yang masih melekat ialah menjadi seorang tentara, snipe, assault rifle, atau apapunlah dibagian militer. Kuselalu memimpikan bahwa kan menjadi suatu kebanggan tersendiri apabila kubisa mati demi membela tanah air tercinta ini, walau pada akhirnya semua impian itu telah sirna, dikarenakan realita dan pesan dari almarhum kakekku yang tak memperbolehkan seorang pun cucunya tanpa terkecuali menjadi seorang tentara, ia mengatakan bahwa itu adalah tanggung jawab besar yang harus dipikul dipundak dan dilaksanakan dengan mempertaruhkan nyawa. Beliau semasa hidup ialah seorang tentara, menjabat dibagian tertinggi sesudah ia menjalankan tugasnya dengan baik dan mendapatkan beberapa medali penghargaan, dikarenakan ia adalah seorang intel. Yaa saya tahu apa resiko yang menimpa kita disaat kita menjalani kehidupan menjadi seseorang yang mengabdikan nyawa kita dengan melayani bangsa dan menjaga kestabilan negara kita. Aku pernah berpikir, apabila kubertugas disaat kumenjadi tentara, aku kan meninggalkan anak istriku dirumah, dan mereka selalu berdoa tuk aku kembali dalam keadaan sehat wal’afiat, dan tak pernah mengharapkan kejadian buruk menimpaku dan hanya namaku dan medali penghargaan yang akan pulang kepangkuan istriku tercinta.

Ku pernah berkata kepada saudaraku, aku sangat menyukai hidup dalam peperangan ketimbang pada jaman sekarang. Dan dia menyangka aku sudah gila…hahahahaha, Mungkin pendapat kalian juga sama, tapi aku punya alasan yang kuat! Aku menceritakan semua alasanku, aku berkata bahwa dalam peperangan kita hanya memikirkan strategi tuk bertahan dan merebut markas musuh, serta tentunya mempersiapkan berbagai cara tuk bertahan hidup. Sedangkan kehidupan yang kita rasakan sekarang sangat membosankan. Kita harus kuliah sampai strata tertinggi, lalu memikirkan berbagai cara tuk mendapatkan kebahagiaan, yaitu pastinya dengan harta berlimpah, serta cinta kasih yang kita dapat dari seseorang yang menjadi bagian hidup kita. Kita selalu jatuh bangun mikirin bagaimana cara mendapatkan uang tuk bertahan hidup, memikirkan dan selalu mencari gadis yang tepat tuk menjadi pacar atau pendamping hidup kita. Serta kuliah dengan selalu diberikan materi yang tak habis-habisnya sampai lulus nanti. Serta setelah itu mencari pekerjaan yang layak tuk modal menghidupi anak orang, lalu membeli rumah tuk modal perkawinan, bayangkan…betapa RIBETNYA!!!!.

Yaa walaupun semua keinginanku tuk berkecimpung dibidang itu tak pernah terwujud, tetapi aku selalu melakukan yang terbaik untuk hidupku dan tentunya membanggakan dengan orang tuaku dengan semua kerja keras dan prestasi yang kudapat. Tak pernah sekalipun kuberpikir tuk menyerah dikarenakan semua impianku tak pernah ada titik terang tuk terwujud, karena aku bukan seorang pecundang yang selalu menyerah dan pasrah serta menginginkan pekerjaan ringan dengan hasil yang memuaskan! Do more get more!

Translate